Jilbab

Apa itu Jilbab?! 
==============
#cerpen



Masih teringat jelas diingatanku saat bertemu dengan sahabat-sahabat baru bukan dari sekolah yang sama. Aneh, itu yang kurasakan. Kenapa semua menggunakan pakaian yang serba besar seperti karung goni (baca: karung beras). Lucu, geli rasanya melihat mereka menggunakannya. Namun aku tak berani untuk bertanya pada mereka.

Aku adalah salah satu peserta dalam training pemahaman Islam yang diselenggarakan oleh sebuah gerakan Islam yang aku sendiri sulit untuk mengucapakannya awal pertama kali. Mungkin masih kaku lidahku untuk menyebutkan nama gerakannya. Aku dibawa oleh salah seorang Kakak kelasku ke training tersebut. Aku datang ke sana hanya berniat untuk menambah ilmu pengetahuanku tentang Islam. Jika pun ada yang lain mungkin hanya menambah teman saja. Jika beruntung dapat teman baru. Maklum aku bukan orang yang gampang untuk bersosialisasi dengan orang baru.
Aku mengikuti training dengan menyimpan banyak pertanyaan. Banyak hal baru yang ku temukan di dalamnya. Mulai dari pemahaman tentang proses keimanan yang aku sendiri merasa kaget karena dikatakan oleh Kakak pentrainernya bahwa kita ini belum beriman sebelum masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Aku bingung sambil mengernyitkan dahi, dan berujar dalam hati “bukankah jika sudah menjadi seorang muslim pastilah telah memiliki keimanan, lantas kenapa dibilang belum beriman ya?” Aku coba untuk menenangkan diri sendiri sembari menyimak kembali penjelasan Kakak pentrainernya.

Saat akan mulai memasuki materi berikutnya pembahasan mengenai pakaian muslimah tiba-tiba saja datang seorang siswi SMA berpakaian pramuka berlari menuju Kakak pentrainer dari arah pintu ruangan. Langsung ia memeluk Kakak pentrainer sambil menangis tersedu-sedu. Sontak saja aku dan seluruh peserta yang lain terkejut. Kakak pentrainer biasa dipanggil dengan nama Kak Yuni. Dan ternyata nama seorang siswi SMA itu Nisa. Kak Yuni mencoba menenangkan Nisa sembari bertanya “apa yang telah terjadi Nisa? Mengapa adik menangis?” Kemudian Nisa berusaha untuk menceritakan permasalahannya pada Kak Yuni meski dengan terus berurai airmata. “Nisa diancam Kak, Nisa tidak boleh mengikuti kegiatan Pramuka lagi jika Nisa menggunakan jilbab. Nisa bingung Kak, Nisa harus bagaimana?”
Kak Yuni meminta Nisa untuk tidak menangis lagi dan mengajak untuk duduk. Semua peserta masih bertanya-tanya termasuk juga aku. Sebenarnya apa yang telah terjadi. Bukankah Nisa telah menggunakan jilbab, pikirku. Kak Yuni mengucapkan maaf sebelumnya kepada seluruh peserta dan meminta waktu untuk membantu Nisa yang sedang menghadapi masalah. Akhirnya kami semuanya hanya menyimak pembicaraan antara Kak Yuni dan Nisa.

Kak Yuni berkata pada Nisa “Nisa bersabar ya dik, insyaLlah masalah ini ada jalan keluarnya. Nisa pasti telah berupaya untuk menjelaskan pada guru Nisa tentang kewajiban menggunakan jilbab bagi seorang muslimah. Guru Nisa mungkin belum bisa menerima apa yang Nisa jelaskan karena bisa jadi beliau selaman ini telah memahami bahwa jilbab itu adalah yang dikenakan untuk menutup kepala. Bukan jilbab yang Nisa kenakan sekarang, pakaian yang tidak berpotongan, yang Nisa sambung antara baju seragam sekolah dengan rok panjang” sambil Kak Yuni menunjuk ke arah pakaian Nisa.

“Jadi apa yang harus Nisa lakukan sekarang Kak?” Tanya Nisa dengan wajah yang penuh kekhawatiran sembari mengusap airmatanya.
“Kakak bersedia membantu adik untuk menjelaskannya pada Guru adik, bagaimana?” tanya Kak Yuni pada Nisa. Akhirnya Nisa pun menyetujuinya.
Acara training pun kembali dilanjutkan. Dimulai dari penjelasan Kak Yuni tentang jilbab yang menjadi masalah yang dihadapi oleh Nisa. Kami semua menyimak dengan serius. Beliau mengatakan “Nisa adalah siswi dari salah satu sekolah Negri favourite di Medan, ia juga baru saja menggunakan jilbab. Pastinya semua adik-adik disini bertanya-tanya apakah jilbab yang dimaksudkan oleh Kakak dan Nisa?”
Serempak kami semua menjawab, “iya Kak!”

Kak Yuni melanjutkan kembali penjelasannya.“Jadi jilbab yang sedang kami bicarakan tadi adalah jilbab pakaian yang panjang tidak berpotongan seperti mantel atau sering kita sebut gamis.” kami semua justru semakin bingung, bahkan salah satu diantara kami bertanya. “Jadi menurut Kakak kami semua disini belum semua yang menggunakan jilbab” tanya salah seorang peserta.

“Benar sekali dik!” jawab Kak Yuni sambil tersenyum. “Baiklah Kakak akan menjelaskan dengan sempurna terlebih dahulu pada adik-adik semua disini, sebelum kalian tambah bingung dan terus bertanya-tanya lagi ya?” Ujar Kak Yuni kembali.
Adik-adik semua yang Kakak sayangi karena Allah. Allah telah mewajibkan kita sebagai muslim dan muslimah untuk menutup aurat . Untuk kaum Muslimah, Allah Swt. telah mengatur ihwal menutup aurat ini di dalam al-Quran surat an-Nur ayat 31:
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.”(TQ.S an-Nur [24]: 31).

Adik-adik semuanya yang dimaksud kerudung (khimar) dalam ayat yang Kakak bacakan sebelumnya adalah kain yang berfungsi sebagai penutup kepala, leher dan dada. Dan syarat kerudung itu tidak tipis juga batas minimal panjang kerudungnya menutupi juyub (dada).

Kami semua terus menyimak penjelasan Kak Yuni. Kak Yuni terus melanjutkan penjelasannya. Kemudian dari hadist penuturan ‘Aisyah r.a. yang menyatakan (yang artinya):
Suatu ketika datanglah anak perempuan dari saudaraku seibu dari ayah ‘Abdullah bin Thufail dengan berhias. Ia mengunjungiku, tetapi tiba-tiba Rasulullah saw. masuk seraya membuang mukanya. Aku pun berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ia adalah anak perempuan saudaraku dan masih perawan tanggung.” Beliau kemudian bersabda, “Apabila seorang wanita telah balig, ia tidak boleh menampakkan anggota badannya kecuali wajahnya dan ini.” Ia berkata demikian sambil menggenggam pergelangan tangannya sendiri dan dibiarkannya genggaman telapak tangan yang satu dengan genggaman terhadap telapak tangan yang lainnya). (HR Ath-Thabari).

Tapi aku tidak sabar lagi untuk mengetahui tentang penjelasan jilbab. Aku langsung mengangkat tangan dan bertanya pada Kak Yuni. “Lantas Kak, apa yang dimaksud sebenarnya tentang jilbab?”
“Iyah dik Kakak akan menjawab pertanyaan adik setelah Kakak menyelesaikan penjelasan Kakak tentang aurat karena ini berkaitan erat dengan jilbab” berkata Kak Yuni sambil menyunggingkan senyumnya padaku. Aku hanya menganggukan kepala pertanda setuju.

Dan juga dari hadis penuturan ‘Aisyah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya). (HR Abu Dawud).

Kemudian Allah juga berfirman adik-adik dalam QS Al-Ahzab ayat 59 yang artinya“…Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu…”. Allah selalu tahu yang terbaik buat kita, jadi nggak ada alasan buat kita untuk jadi pembangkang. Bunyi lengkap arti dari ayat tersebut adalah:

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan anak-anak orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab 59).

“Adik-adik masih menyimak penjelasan Kakak kan?!” tanya Kak Yuni. Kami semua menjawab sambil menganggukan kepala pada beliau. Jadi kata jalâbîb yang terdapat dalam ayat tersebut adalah jamak dari jilbâb. Secara bahasa, jilbab adalah sejenis mantel atau baju yang serupa dengan mantel (Lihat: Kamus al-Muhith).
Adik-adik juga bisa merujuk dari beberapa pendapat ulama tafsir tentang jilbab. Ada yang berpendapat jilbab adalah kain penutup atau baju luar/mantel yang menutupi seluruh tubuh wanita(tidak transparan).(Tafsîr Ibn ‘Abbas, hlm,137). Kemudian jilbab adalah baju panjang (mulâ’ah) yang meliputi seluruh tubuh wanita. (Imam an-Nawawi, dalam Tafsîr Jalalyn, hlm. 307). Ada juga ulama berpendapat jilbab merupakan baju luas yang menutupi seluruh kecantikan dan perhiasan wanita. (Ali ash-Shabuni, Shafwah at-Tafâsîr, jld. 2, hlm. 494). Dan masih banyak pendapat ulama yang lain tentang jilbab.

Jadi sudah jelas ya adik-adik dari beberapa nash dan keterangan yang telah Kakak jelaskan, jelaslah bahwa jilbab adalah pakaian luar (menyerupai mantel) yang luas dan tidak terputus (seperti terowongan) yang menutupi pakaian rumah/pakaian sehari-harinya (al-mihnah) dan seluruh bagian tubuhnya kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Dengan demikian, jilbab dan kerudung merupakan dua hal yang berbeda. Keduanya merupakan perkara yang diwajibkan oleh Allah Swt. untuk dikenakan seorang Muslimah ketika hendak keluar rumah.
By : Rindyanti-Septiana-Pemerhati-Remaja

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Pusat Busana Muslimah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template supported super blog pedia
Proudly powered by Blogger